Probolinggo, 2025 — Gunung Bromo kembali menjadi pusat perhatian wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Sejak awal tahun, jumlah pengunjung meningkat tajam. Puncaknya, momen matahari terbit di Penanjakan Bromo dipuji wisatawan asing sebagai salah satu pengalaman paling indah di dunia.
Pesona Sunrise di Bromo
Momen “Golden Sunrise” di Gunung Bromo selalu menjadi magnet utama. Dari ketinggian Penanjakan, wisatawan dapat melihat mentari muncul perlahan di balik Gunung Semeru dengan langit berwarna oranye keemasan. Kombinasi kabut tipis di lautan pasir Tengger menjadikan pemandangan ini semakin dramatis dan sulit dilupakan.
Antusiasme Wisatawan Asing
Banyak turis asing yang datang dari Eropa, Amerika, hingga Asia Tenggara. Mereka memuji panorama Bromo sebagai salah satu sunrise terbaik di dunia, sejajar dengan Machu Picchu di Peru dan Grand Canyon di Amerika. Seorang wisatawan asal Jerman bahkan menyebut pengalaman di Bromo sebagai “lukisan alam yang hidup.”
Dampak Ekonomi Lokal
Ramainya kunjungan ke Bromo membawa berkah bagi warga sekitar. Jasa sewa jeep, penginapan, pedagang makanan, hingga penyedia suvenir mengalami peningkatan omzet. Menurut data pengelola TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru), kunjungan wisatawan meningkat lebih dari 30% dibanding tahun sebelumnya.
Infrastruktur & Layanan
Pemerintah daerah bersama pengelola taman nasional juga terus meningkatkan fasilitas wisata, antara lain:
- Area parkir dan akses jalan yang lebih baik.
- Pengelolaan tiket online untuk mengurangi antrean.
- Peningkatan kualitas homestay dan hotel di sekitar Bromo.
- Pelatihan pemandu wisata lokal agar lebih ramah dan profesional menghadapi turis internasional.
Kesimpulan
Gunung Bromo bukan hanya destinasi lokal, tetapi telah menjadi ikon pariwisata Indonesia di mata dunia. Keindahan sunrise yang dipuji wisatawan asing semakin mengukuhkan Bromo sebagai tujuan wajib bagi pelancong yang ingin merasakan keajaiban alam Nusantara.